Disini penulis bukan berbicara sebagai seorang yang berkepentingan ataupun yang haus akan kekuasaan seperti yang mereka lakukan tapi, disini penulis berbicara sebagai seorang rakyat kecil yang hanya bisa melihat penderitaan rakyat yang ada di sekitar dan hanya bias melihat apa yang dilakukan oleh para politisi negeri ini.
Politik yang erat kaitannya dengan pemerintahan, baik itu eksekutif maupun legislative. Para wakil rakyat ataupun para Pemimpin negeri ini menggunakan kendaraan politik mereka yang bernama PARTAI POLTIK untuk mencapai tampuk kekuasaan di negeri ini baik itu legislative maupun eksekutif. Tapi apa jadinya jika para pemimpin hanya mementingkan kendaraannya daripada mementingkan orang-orang atau rakyat yang lewat didepan kendaraan itu. Maka disini kita bias simpulkan bahwa orang-orang yang melintas akan ditabrak karena mereka telah menghambat tujuan dan mungkin merusak kendaraannya tersebut. Akhir-akhir ini penulis sering melihat berita di media massa baik itu cetak maupun elektronik yang setiap hari pasti ada berita mengenai politisi negeri ini yang saling menjatuhkan sama satu lain. Berita paling hangat tentu saja mengenai Anggota DPR RI yang juga mantan Bendahara Umum partai pemenang pemilu di negeri ini.
Dari semua berita ini penulis sempat berpikir apakah system Negara ini telah menganut system yang dilakukan oleh para mafia seperti Cosa Nostra, Yakuza ataupun Triad dan banyak yang lainnya. Melihat hal ini penulis ingat akan Tujuh “wejangan” yang diberikan oleh salah satu pimpinan mafia terbesar di Amerika yang beroperasi di Kota Chichago Alphonse Gabriel “Scarface” Capone atau lebih dikenal dengan Al Capone dimana “wejangan” itu adalah sebagai berikut :
o Lebih baik seekor keledai yang mengangkut beban daripada seekor kuda yang melemparkan tuannya.
o Baja yang jelek tidak akan bias kamu buat tajam,
o Jangan menghakimi orang lain berdasarkan apa yang kamu dengar,
o Yang membayar banyak, dilayani lebih baik,
o Dalam badai berdoalah kepada Tuhan, tapi dayunglah kuat-kuat menuju pantai,
o Banyak omong, banyak berdusta,
o Jika diberi waktu cukup, tidak ada satu tugaspun yang rampung.
Tampaknya “wejangan-wejangan” juga dipakai oleh para politisi kita terutama pada poin yang ke-4. Kita juga bias berkesimpulan bahwa yang disampaikan oleh Al Capone ada benarnya juga politisi kita sekarang terlalu banyak bicara dan berjanji tapi semuanya hanyalah sebuah kedustaan semata. Sebagai contoh sebuah kejadian Lima tahun lalu yang kita semua tentu masih ingat dimana sampai sekarang masalah itu masih belum selesai. Padahal masalah ini sudah cukup lama, jika masalah ini sebuah bencana alam okelah kita tidak bias apa-apa tapi masalah ini disebabkan oleh kelalaian manusia dan sampai sekarang tak ada penyelesaian. Apakah bencana, pengangguran, kemiskinan, serta penderitaan rakyat yang harus DILANJUTKAN..?????
Setiap hari rakyat semakin menderita karena tingginya biaya hidup. Rakyat kesulitan untuk menempuh pendidikan yang layak bahkan untuk berobatpun banyak yang tak mampu. Sementara apa yang dilakukan oleh para pemimpin bangsa ini hanyalah sibuk mengurus kendaraan mereka. Mereka berkoar kesana kemari supaya kendaraan mereka masing-masing mampu memenangkan balapan sementara mereka menutup mata, hati dan telinga mereka dengan apa yang terjadi pada rakyat yang telah mendorong kendaraan mereka untuk memenangkan balapan.
Berita yang juga sangat miris yang selalu kita dengar adalah kisruh dalam prosesi kepemimpinan PSSI. Disini tampaknya beberapa kelompok yang mempunyai kepentingan terus memaksakan kehendak. Atau mungkin disini mereka juga telah mengamalkan “wejangan” yang diajarkan oleh Al Capone tepatnya “wejangan” poin ke-4. Jika itu memang benar adanya alangkah hancurnya negeri ini. Ditingkat pemerintahan setiap hari mereka sibuk mengurus kepentingan mereka dan yang lebih menyedihkan lagi dilingkup hiburan masyarakat yaitu sepak bola pun oran-orang sibuk mengurus kepentingan mereka sendiri.
*Dikutip dari berbagai sumber
-Al Capone (Ismantoro Dwi Yuwono)
-http://www.okezone.com
-http://www.kompas.com